Pada
tataran teoritis, Schurtz sudah memetakan beberapa sifat penting pengetahuan
akal sehat dan kognisi ini. Pertama, dunia kehidupan sehari-hari adalah dunia
yang dirembesi oleh apa yang disebut Schutz ‘epos sikap ilmiah’. Dalam hidup sehari-hari,
terdapatsuspensi keraguan umum bahwa segala sesuatu bisa saja tidak seperti
yang terlihat atau bahwa pengalaman masa lalu tidak bisa menjadi penuntun yang
bisa diandalkan bagi masa kini. Jika demikian, objektivitas dan tipikaslitas
objek-objek dan peristiwa-peristiwa sehari-hari, dipahami berdasarkan
penerimaan begitu saja.
Kedua,
Schutz berpendapat jika objek-objek di mana pelaku berorientasi kepadanya,
dibentuk secara aktif dalam arus utama pengalaman melalui serangkaian operasi
subjektif. Oleh karena itu, yang penting dari konteks ini adalah konsep bahwa
konstruksi objek-objek alamiah dan sosial mau tidak mau mesti disempurnakan
melalui pembaruan tanpa akhir ‘sintesis-sintesis pengidentifikasian’. Dengan
cara ini, objek-objek distabilkan sebagai objek-objek ‘yang sama’, tak peduli
perubahan-perubahan di dalam perspektif-perspektif fisik yang membuat mereka
terlihat dan dalam kasus objek-objek tidak bernyawa, tak peduli perubahan
bentuk mereka dana manifest perilakunya yang beragam.
Ketiga,
Schutz berpendapat bahwa semua objek dunia sosial dibentuk dalam kerangka ‘kekeluargaan
dan keakraban’ yang disediakan oleh ‘stok pengetahuan yang dimiliki’ yang
asal-usulnya bersifat sosial.
Keempat,
stok konstruksi-konstruksi sosial ini dipertahankan dalam bentuk yang khas. Pengetahuan
khas yang dipakai pelaku untuk menganalisis dunia sosial memangtidak begitu
tepat dan bisa direvisi, tetapi di dalam sikap sehari-hari yang di dalamnya
konstruksi-konstruksi berfungsi sebahai sumber programatik peengorganisasian
tindakan-pertanyaan seperti kebenaran dan kegunaan konstruksi ini masih belum
bisa dijawab.
Kelima,
Schutz mengusulkan bahwa pengalaman intersuubyektif di antara para pelaku
dicapai lewat sebuah proses aktif yang di dalamnya partisipan mengasumsikan ‘tesis
umum resiprositas perspektif. Artinya, meskipun perspektif, biografi, dan
motivasi yang berbeda mengarahkan pelaku untuk memiliki pengalaman yang tidak
identik terhadap dunia, tetap saja mereka dapat menganggap pengalaman mereka ‘identik
untuk semua maksud praktis’.
Sejak
awal tulisannya, Schutz sudah menegaskan jika dunia sosial diinterpretasikan
berdasarkan kategori-kategori akal sehat dan konstruksi-konstruksi yang
kebanyakan berakar di dunia sosial.konstruksi-konstruksi tersebut adalah sumber
pelau sosial yang mengintepretasikan berbagai situasi tindakan mereka, memahami
maksud dan motivasi orang lain, mencapai pemahaman intersubjektif serta
tindakan-tindakan yang terkoordinasikan dari yang lebih umum, sifat konstruksi
tersebut menyaratkan penyelidikan sistematik pada tingkatan teoritis maupun
empiris. Bahkan Schutz mengatakan, kandungan dan sifat konstruksi-konstruksi
tidak bisa diabaikan tanpa kehilangan fondasi-fondasi dasar teori sosialnya,
acuan kepadan dunia sosial kehidupan sehari-hari dan pengalaman adalah
satu-satunya jaminan tertinggi bahwa ‘dunia realitas sosial tidak akan pernah
dapat digantikan oleh dunia fiktif yang tidak ada yang diciptakan para pengamat
ilmiah’.
Dari
perspektif ini, pengamat ilmiah berurusan dengan cara memaknai dan menjadikan
dunia sosial bermakna. Fokus kejiannya dicurahkan pada cara anggota-anggota
dunia sosial memahami dan menindaklanjuti objek pengalaman mereka seolah-olah
objek pengalaman tersebut merupakan benda-benda yang berdiri sendiri dan
terlepas dari diri mereka. Formulasi sosiloginya yang didasarkan pada
kemunculan kategori sui generis, artinya yang terpisah dan berdiri sendiri dari
pemikiran dari akhir individu, sesungguhnya selaras dengan tujuan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar