Keluarga merupakan tempat yang penting
bagi perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual, dan sosial. Menurut Ira
Reiss (Srilestari:2012), keluarga adalah suatu kelompok kecil yang terstruktur
dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa sosialisasi
pemeliharaan terhadap generasi baru.
Keluarga dapat dibedakkan menjadi dua
berdasarkan keberadaan anggota keluarga, yaitu keluarga inti dan keluarga
batih. Keluarga inti merupakan keluarga yang di dalamnya hanya terdapat tiga
posisi sosial, yaitu: suami-ayah, istri-ibu, dan anak, sedangkan keluarga batih
merupakan keluarga yang di dalamnya terdapat posisi lain selain kleuarga inti
(Lee, 1982).
Menjadi orangtua merupakan salah satu
tahapan yang dijalani oleh pasangan yang memiliki anak. Anak-anak akan
mengalami proses tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan dan
hubungan(Thompson, 2006). Menurut Thompson, hubungan menjadi katalis bagi
perkembangan dan jalur untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi, dukungan
emosi serta berbagai pengaruh lain semenjak dini. Suatu hubungan yang
berkualitas baik akan memberi pengaruh yang baik pula. Sebaliknya, kualitas
hubungan yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya suatu masalah terhadap
perilaku.
Dalam tinjauan psikologi perkembangan,
pandangan tentang relasi orangtua-anak pada umumnya merujuk pada teori
kelekatan (attachment theory) yang
pertama kali dicetuskan oleh John Bowlby(1969). Pengertian yang lebih luas
mengenai kelekatan diungkapkan oleh Mercer(2006), kelekatan yakni sebagai
ikatan emosi yang terjadi diantara manusia yang memandu perasaan dan perilaku.
Selain itu ada dijelaskan pula teori penerimaan dan penolakan orangtua (parental acceptance-rejection theory)
yang dikembangkan oleh Rohner. Penerimaan dan penolakan orangtua membentuk
suatu dimensi kehangatan dalam pengasuhan yang merupakan suatu rentang
kontinum. Disatu sisi ditandai oleh penerimaan yang mencakup berbagai perasaan
dan perilaku yang menunjukkan kehangatan, afeksi, kepedulian, perhatian dukungan
serta cinta, disisi lain ditandai oleh penolakan yang mencakup ketiadaan atau
penarikan berbagai perasaan atau perilaku tersebut (kehangatan, kepedulian, dan
lain-lain), dan adanya perasaan atau perilaku yang menyakitkan secara fisik
maupun psikologis (seperti tidak menghargai, tak acuh, caci maki, dan
penyiksaan). Pengaruh keluarga akan menjadi cerminan diri bagi anaknya. Oleh
karena itu, penting bagi keluarga untuk mengetahui cara yang baik dan tepat
dalam menghadapi dan mendidik anak di usia dini terutama pada anak usia lima
tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar