Anak adalah turunan yang kedua atau makhluk yang
lebih kecil sebagai anugerah yang menyejukan mata dan ini adalah nikmat dari
Allah SWT. Keluarga adalah forum pendidikan utama dalam sejarah hidup sang anak
yang menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter yang kuat dan jiwa yang
baik pada anak. Keluarga tanpa kekerasan merupakan solusi efektif untuk membuat
seorang anak merasa nyaman dan damai saat berada di rumah.
Dewasa
ini, banyak orangtua yang mendidik anaknya dengan emosi, bahkan kurangnya
perhatian pada sang anak. Banyak orangtua yang menghabiskan watunya di luar
rumah dan mengabaikan keluarga, sehingga sang anak merasa terabaikan. Ada juga
orangtua yang merasa cukup memenuhi kebutuhan materil kepada anaknya, tetapi
soal pendidikan, tumbuh kembangnya, perhatian serta kasih sayangnya cenderung
dinomorduakan. Semua anak ingin diperhatian. Penyataan ini sederhana tetapi
memiliki nilai kebenaran yang fundamental dalam pengasuhan anak. Anak akan
tumbuh dengan baik bila orangtuanya memberikan perhatian yang positif.
Sebaliknya, anak akan tumbuh ‘liar’ ketika sering mendapatkan perhatian atau
perlakuan yang negatif. Anak akan senang bila orangtuanya memujinya. Dan mereka
juga lebih senang ketika orangtuanya membentak atau mengoreksi kesalahan mereka
daripada mengabaikannya sama sekali. Kebanyakan dari orangtua cenderung
menunggu sampai anaknya melakukan kesalahan. Dan pada saat itulah, orangtua
akan memberikan perhatian, baik perhatian yang positif ataupun negatif. Hal itu
berdampak buruk bagi sang anak, karena demikian sang anak menangkap
kecenderungan bahwa mereka akan diperhatikan jika melakukan kesalahan atau
berperilaku buruk.Jika anak
sering melakukan kesalahan, maka disadari ataupun tidak disadari, orangtua akan
melakukan kekerasan pada anaknya. Salah satu bentuk kekerasan tersebut adalah
kekerasan verbal atau berupa bentakan yang biasanya menyakitkan hati sang anak.
Berbagai bentuk ucapan yang menyakitkan
hati sang anak akan berpengaruh pada kehidupannya saat ini maupun di masa yang
akan datang. Kekerasan verbal atu bentakan terhadap anak akan menumbuhkan rasa
sakit hati hingga membuat mereka berpikir bahwa dirinya seperti yang kerap
diucapkan orangtuanya. Jika orangtua berkata bodoh atau jelek, maka mereka akan
menganggap bahwa dirinya demikian. Meskipun dampaknya tidak terjadi secara
langsung, namun melalui proses. (Choirunnisa, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar