Pengertian Stres
Desmita(2005,291) mendefinisikan stress sekolah sebagai
ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di
sekolah,dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga
memunculkan reaksi-reaksi fisik, psikologis dan tingkah laku yang berdampak
pada penyesuaian psikologis dan prestasi akademis.
Secara umum stres adalah kondisi
stres atau perasaan yang tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya
tuntutan sekolah yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan
fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku serta dapat mempengaruhi prestasi
belajar mereka.
Sumber Stres
Sekolah
Desmita(2005)mengidentifikasikan
ada 4 tuntutan sekolah yang dapat menjadi sumber stres,yaitu:
- Tuntutan fisik
- Tuntutan tugas
- Tuntutan peran
- Tuntutan interpersonal
Dampak stress
Sebagaimana dijelaskan oleh Hans
Selye dalam teorinya tentang stress, bahwa tidak semua stress bersifat negatif,
melainkan stress dapat pula bersifat positif. Selye membedakan tiga bentuk
stress:
•
Distress, diasosiasikan dengan respins
terhadap stress yang bersifat tidak memuaskan yang dapat merusak pada
keseimbangan fungsi tubuh individu.
•
Eustress, respons terhadap stress yang
bersifat memuaskan yang dapat membangkitkan fungsi optimal tubuh, baik fungsi
fisik maupun fungsi psikis.
Neustress, mengacu pada
respon stress individual yang bersifat netral, yang tidak member akibat nagatif
maupun positif, namun menyebabkan tubuh berada pada fungsi internal yang
mantap, tetap berada dalam keadaan homoestatis (Elmira, 1993, Sarafino, 1990;
Branno & Fiest, 2000).
Hampir senada dengan pandangan
Selye tersebut, Lazarus juga membedakan stress atas tiga tipe penilaian, yaitu:
1. Harm-loss,
mengacu pada besarnya kerusakan yang sudah terjadi
2. Threat,
mengacu pada pengharapan atas bahaya yang akan datang.
3. Chalenge, mengacu pada kesempatan untuk
mencapai pertumbuhan, penguasaan suatu bidang, atau keuntungan dengan
menggunakan lebih dari factor-faktor rutin untuk memenuhi kebutuhan. Penilaian
terhadap tantangan mungkin menimbulkan kegembiraan atau antisipasi.
Mengacu pada teori di atas, dapat
dipahami bahwa stress sekolah tidak sepenuhnya bendampak negatif, melainkan
juga dapat bermakna positif bagi remaja, dalam artian dapat sebagai tantangan
untuk mengatasinya. Stress yang bermakna positif ini tidak membahayakan, malah
sebaliknya diperlukan untuk meningkatkan kualitas diri dan prestasi belajar.
Upaya Menangani Masalah Stress
Sekolah Yang Dialami Peserta Didik
1. Menciptakan
iklim sekolah yang kondusif
2. Melaksanakan
program pelatihan penanganan stress
3. Mengembangkan
resiliensi peserta didik
4. Memberikan
tugas sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa dan mengkondisikan iklim da
suasana kelas yang sehat dan nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar