Pengertian
Belajar
Menurut Burton, belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Seseorang yang sedang
melakukan kegiatan secara sadar untuk mencapai tujuan perubahan tertentu, maka
orang tersebut dikatakan sedang belajar. Kegiatan atau aktivitas tersebut
disebut aktivitas belajar. (Hosnan, 2014) Menurut Woolfock dan Nicolish (1980)
mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang ada dalam diri
seseorang sebagai hasil dari pengalaman.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang terkait dengan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman melalui interaksi. Hasil belajar diukur
melalui bagaimana proses itu dilakukan. Jika proses yang dilakukan benar, maka
akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ketika kembali ke masyarakat. Pembelajaran
adalah perubahan tingkah laku individu yang melibatkan keterampilan kognitif
dan kemahiran intelek sebagai hasil pengalaman dan interaksi peserta didik
dengan pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, aktivitas yang paling utama adalah pembelajaran. Ini
berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada
proses pembelajaran yang efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian
pembelajaran cukup mempengaruhi kompetensi dan cara guru tersebut dalam proses
pembelajaran.
Ciri-ciri belajar dapat
di identifikasikan sebagai berikut:
a.
Terjadinya perubahan perilaku sebagai
hasil belajar mencakup hampir semua kecakapanm keterampilan, pengetahuan,
kebiasaan, keinginan, motivasi dan sikap yang disadari dan disengaja.
b.
Terjadinya perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar relative permanen dan berkesinambungan serta dapat tahan
untuk jangka waktu yang cukup lama.
Tujuan
dan Prinsip Belajar
Belajar pada hakikatnya
adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan
siwa. Mengajar harus dikaitkan dengan
makna belajar yang perlu menyentuh sejumlah prisnip belajar yang ada pada diri
siswa. oleh karena itu, pembelajaran memerlukan perwujudan multiperan dari
guru, yang bukan hanya menitikberatkan sebagai penyampaian pengetahuan dan
pengalih keterampilan, serta merupaka satu-satunya sumber belajar, tetapi perlu
diubah menjadi pembimbing, Pembina, pengajar, dan pelatih yang berarti
membelajarkan anak didik.
Menurut Gagne dan
Berliner (dalam Hosnan,2014), prinsip-prinsip belajar siswa yang dapat dipakai
oleh guru dalam meningkatkan kreativitas belajar yang mungkin dapat digunakan
sebagai acuan dalam proses belajar mengajar, antara lain meliputi
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Pemberian perhatian dan motivasi.
Dalam proses
pembelajaran guru dituntut untuk dapat menimbulkan perhatian dan memotivasi
siswa. Prinsip ini teramat penting, karena tanpa diimbangi dengan perhatian dan
motivasi belajar, proses belajar siswa cenderung mengarah pada hasil yang
kurang baik.
b.
Mendorong dan memotivasi keaktifan
siswa.
Memandang siswa
merupakan makhluk yang aktif yang mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu,
mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri, siswa memiliki sifat aktif, dan
mampu merencanakan sesuatu untuk menemukan dan menggunakan pengetahuan yang
diperolehnya.
c.
Keterlibatan langsung siswa
Guru perlu
mengupayakan agar siswwa dapat terlibat langsung secara aktif dalam
pembelajaran.
d.
Pemberian pengulangan.
Pentingnya pengulangan
untuk melatih berbagai daya yang ada pada diri siswa. mengajar adalah membentuk
kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan
dan pembiasaan.
e.
Pemberian tantangan.
Guru perlu
berupaya memberikan bahan belajar atau materi pelajaran yang dapat menantang
dan menimbulkan gairah belajar siswa.
f.
Umpan balik dan penguatan.
Siswa akan bersemangat apabila mengetahui
dan mendapatkan hasil yang baik yang menjadi umpan balik yang menyenangkan dan
berpengaruh baik bagi usaha belajar berikutnya.
g.
Memperhatikan perbedaan individual
siswa.
Siswa harus
dipandang sebagai individual yang unik dan berbeda satu sama lain. Perbedaan
itu secara otomatis dapat mempengaruhi cara dan hasil belajar siswa, sehingga
proses pembelajaran perlu memperhatikan penggunaan strategi pembelajaran yang
bervariasi.
Dalam upaya mencapai
tujuan kurikuler program pendidikan di suatu lembaga pendidikan, maka perlu
dirumuskan tujuan pembelajaran umum maupun tujuan pembelajaran khusus. Apabila
tujuan pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil
belajar maka akan muncul tiga ranah/aspek yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
a.
Tujuan pembelajaran ranah kognitif
Tujuan
pembelajaran ranah kognitif berorientasi pada kemampuan pemahaman, mengingat,
menjelaskan, dan menerapkan informasi serta kemampuan menilai suatu pendapat.
b.
Tujuan pembelajaran ranah afektif
Tujuan
pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap. Tujuan
pembelajaran tersebut menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan
mengadopsi suatu nilai dan siksap tertentu menjadi pedoman dalam bertingkah
laku.
c.
Tujuan ranah psikomotorik
Tujuan ranah
psikomotorik secara hierarkis dibagi kedalam lima kategori, yaitu kemampuan
melakukan perilaku meniru apa yang didengar dan dilihat.
Kreativitas
dalam Pembelajaran
Guru tidak hanya
dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan mengajar dengan peranan
kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya, tetapi
juga harus kreatif. Kreativitas adalah kemampuan guru dalam meninggalkan
gagasan, ide-ide, hal-hal yang dinilai mapan, rutinitas dan beralih untuk
menghasilkan atau memunculkan gagasan dan tindakan yang baru dan menarik.
Mengajar bukan sekedar
memberikan materi ataupun melaksanakan hal-hal tertentu apalagi jika dikaitkan
dengan pencapaian target program pengajaran. Belajar juga tidak melulu
mengingat apa yang dijejalkan guru atau buku pelajaran kepada siswa selama
kegiatan belajar mengajar. Tegasnya, seorang gutu niscaya tidak dapat mencapai
hasil belajar anak didiknya yang memadai apabila dalam menjalankan tugas
mengajarnya hanya bertolak dari sisi makna mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar