Semua karakteristik manusia yang
menggambargakan ketinggian dan keagungan pada dasarnya merupakan akibat
dari anugrah akal yang dimilikinya, serta pemanfaatannya untuk kegiatan
berfikir, bahkan Tuhan pun memberikan tugas kekhalifahan (yang terbingkai dalam
perintah dan larangan) di muka bumi pada manusia tidak terlepas dari kapasitas
akal untuk berfikir, berpengetahuan, serta membuat keputusan untuk melakukan
dan atau tidak melakukan yang tanggungjawabnya inheren pada manusia, sehingga
perlu dimintai pertanggungjawaban.
Sutan Takdir Alisjahbana.
Menyatakan bahwa pikiran memberi manusia pengetahuan yang dapat dipakainya
sebagai pedoman dalam perbuatannya, sedangkan kemauanlah yang menjadi pendorong
perbuatan mereka. Oleh karena itu berfikir merupakan atribut penting yang
menjadikan manusia sebagai manusia, berfikir adalah fondasi dan kemauan adalah
pendorongnya.
Kalau berfikir (penggunaan kekuatan
akal) merupakan salah satu ciri penting yang membedakan manusia dengan hewan,
sekarang apa yang dimaksud berfikir, apakah setiap penggunaan akal dapat
dikategorikan berfikir, ataukah penggunaan akal dengan cara tertentu saja yang
disebut berfikir. Para akhli telah mencoba mendefinisikan makna berfikir dengan
rumusannya sendiri-sendiri, namun yang jelas tanpa akal nampaknya kegiatan
berfikir tidak mungkin dapat dilakukan, demikian juga pemilikan akal secara
fisikal tidak serta merta mengindikasikan kegiata berfikir.
Menurut J.M. Bochenski berfikir
adalah perkembangan ide dan konsep, definisi ini nampak sangat sederhana namun
substansinya cukup mendalam, berfikir bukanlah kegiatan fisik namun merupakan
kegiatan mental, bila seseorang secara mental sedang mengikatkan diri
dengan sesuatu dan sesuatu itu terus berjalan dalam ingatannya, maka orang
tersebut bisa dikatakan sedang berfikir. Jika demikian berarti bahwa berfikir
merupakan upaya untuk mencapai pengetahuan. Upaya mengikatkan diri dengan
sesuatu merupakan upaya untuk menjadikan sesuatu itu ada dalam diri (gambaran
mental) seseorang, dan jika itu terjadi tahulah dia, ini berarti bahwa dengan
berfikir manusia akan mampu memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan itu
manusia menjadi lebih mampu untuk melanjutkan tugas kekhalifahannya di muka
bumi serta mampu memposisikan diri lebih tinggi dibanding makhluk lainnya.
Sementara itu Partap Sing Mehra
memberikan definisi berfikir (pemikiran) yaitu mencari sesuatu yang belum
diketahui berdasarkan sesuatu yang sudah diketahui. Definisi ini
mengindikasikan bahwa suatu kegiatan berfikir baru mungkin terjadi jika
akal/pikiran seseorang telah mengetahui sesuatu, kemudian sesuatu itu
dipergunakan untuk mengetahui sesuatu yang lain, sesuatu yang diketahui itu
bisa merupakan data, konsep atau sebuah idea, dan hal ini kemudian berkembang
atau dikembangkan sehingga diperoleh suatu yang kemudian diketahui atau bisa
juga disebut kesimpulan. Dengan demikian kedua definisi yang dikemukakan akhli
tersebut pada dasarnya bersifat saling melengkapi. Berfikir merupakan upaya
untuk memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut proses berfikir
dapat terus berlanjut guna memperoleh pengetahuan yang baru, dan proses itu
tidak berhenti selama upaya pencarian pengetahuan terus dilakukan.
Menurut Jujus S Suriasumantri
Berfikir merupakan suatu proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan
serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dengan demikian
berfikir mempunyai gradasi yang berbeda dari berfikir sederhana sampai berfikir
yang sulit, dari berfikir hanya untuk mengikatkan subjek dan objek sampai
dengan berfikir yang menuntut kesimpulan berdasarkan ikatan tersebut. Sementara
itu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfikir mencakup hal-hal
sebagai berikut yaitu :
·
Conception (pembentukan gagasan)
·
Judgement (menentukan sesuatu)
·
Reasoning (Pertimbangan
pemikiran/penalaran)
bila seseorang mengatakan bahwa dia
sedang berfikir tentang sesuatu, ini mungkin berarti bahwa dia sedang membentuk
gagasan umum tentang sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu, atau sedang
mempertimbangkan (mencari argumentasi) berkaitan dengan sesuatu tersebut.
Cakupan proses berfikir sebagaimana
disebutkan di atas menggambarkan bentuk substansi pencapaian kesimpulan, dalam
setiap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfikir tertentu sesuai dengan
substansinya. Menurut John Dewey proses berfikir mempuyai urutan-urutan
(proses) sebagai berikut :
·
Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk
adaptasi terhadap alat, sulit mengenai sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal
yang muncul secara tiba-tiba.
·
Kemudian rasa sulit tersebut diberi
definisi dalam bentuk permasalahan.
·
Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang
berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
·
Ide-ide pemecahan diuraikan secara
rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti
(data).
·
Menguatkan pembuktian tentang ide-ide
di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun
percobaan-percobaan.
Sementara itu Kelly mengemukakan
bahwa proses berfikir mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
·
Timbul rasa sulit
·
Rasa sulit tersebut didefinisikan
·
Mencari suatu pemecahan sementar
·
Menambah keterangan terhadap pemecahan
tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.
·
Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan
verifikasi eksperimental
·
Mengadakan penelitian terhadap
penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima
atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.
·
Memberikan suatu pandangan ke depan
atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang untuk dapat
menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Urutan langkah (proses) berfikir
seperti tersebut di atas lebih menggambarkan suatu cara berfikir ilmiah,
yang pada dasarnya merupakan gradasi tertentu disamping berfikir biasa
yang sederhana serta berfikir radikal filosofis, namun urutan tersebut
dapat membantu bagaimana seseorang berfikir dengan cara yang benar, baik untuk
hal-hal yang sederhana dan konkrit maupun hal-hal yang rumit dan abstrak, dan
semua ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh orang yang berfikir
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar