Pada dasarnya
settiap orang memiliki sisi kekanak-kanakan dalam dirinya. Pada saat-saat
tertentu orang dewasa pun suka berindak konyol. Apakah itu berteriak, bernyanyi
dengan sesuka hati di kamar mandi. Saat tertimpa masalah yang banyak juga orang
dewasa yang kemudian menangis tersedu-sedu layaknya seorang anak kecil.
Menurut Eric,
seorang psikolog yang terkenal dengan analisis transaksionalnya bahwa dalam
diri setiap orang terdapat si manusia kecil, yakni dirinya ketika berusia tiga
tahun. Sisi kepribadian ini akan dibawa dan sewaktu-waktu akan muncul. Namun sisi
kekanak-kanakan inilah yab merupakan sumber kesenangan dan kegembiraan bagi
diri kita. Lihat saja seorang anak kecil bebas bermain dengan gembira bersama teman-temannya, atau kita bisa
mengingat kembali kenangan kita sewaktu masih kecil. sebagian besar
menyenangkan bukan?
Sifat
kekanak-kanakan ditandai dengan tidak adanya hambatan antara emosi, imajinasi,
dan ekspresi. Saat seorang anak kecil sedih, maka ia akan menangis. Jika
senang, maka ia akan tertawa lepas. Bermain adalah
sumber kesenangan, dimana seorang anak kecil bebas mengekspresikan dirinya. Ia
belum mengenal banyak aturan sehingga bebas melakukan banyak hal, berteriak,
berkejar-kejaran dengan teman. Mempertanyakan segala sesuatu dan ingin
mengetahui hal-hal baru yang dirasakan tak lain adalah kesenangan.
Menurut
Agustinus, orang yang nyentrik dan orang-orang yang suka bertindak aneh adalah
orang yang paling bahagia. Kenapa? Pertama, bebas mengekspresikan diri seperti
apa yanjg diperintahkan pikirannya. Ia tidak mau pusing dengan pemikiran orang
lain. Di masa kini kita menghadapi kecemasan yang sesungguhnya tidak nyata,
yakni menjadi omongan orang. Kedua, menikmati berbagai pengalaman baru. Pengalaman
baru merupakan hal yang menyenangkan selama itu tidak menimbulkan bahaya. Ketiga,
membiarkan sifat kekanak-kanakannya menguasai dirinya.
Intinya masa
kanak-kanak adalah masa yang sangat menyenangkan. Banyak orang yang memilih
ingin kembali kepada masa kanak-kanak, namun hal tersebut mustahil. Walau
demikian, bukan berarti masa kanak-kanak tidak bisa kita hadirkan kembali. Kita
bisa menghadirkannya kembali dengan melepaskan diri dari hal yang dianggap
kebanyakan orang tingkah laku yang dewasa. Kita bisa melakukannya sendiri
dirumah, misalnya bernyanyi sekencang-kencangnya, menari dikamar dengan gerakan
yang abstrak dan mengekspresikan diri dengan menggambar sesuatu yang tidak
jelas wujudnya. Dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk bersenang-senang
selagi hal tersebut tidak berbahaya. Dalam
melakukan dan menikmati kesenangan, kita perlu mencoba untuk mengembangkan
imajinasi, meski agak bertolak belakang dengan perilaku kita sehari-hari,
syaratnya tidak mengganggu orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar