Rabu, 02 November 2016

PEMBELAJARAN KOLABORATIF



Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), Kolaboratif dan kooperatif diartikan sama dengan kerja sama. Tetapi karena kata kolaboratif dan kooperatif diambil dari bahasa inggris, maka maknanya juga harus dilihat di kamus istilah bahasa Inggris. Dalam kamus Webster, cooperative diartikan  involving the join activity of two or more, done with or working with othersfor a common purpose or benefit, sedangkan collaborative diartikan accomplished by collaboration, sedangkan collaboration diartikan act of working jointly: “they worked either in collaboration or independently”. Menurut Smith & Macgregor (Hosnan, 2014), pembelajaran kolaboratif adalah satu istilah untuk suatu jenis pendekatan pendidikan yang meliputi penggabungan karya atau usaha intelektual siswa atau siswa bersama dengan guru. Biasanya siswa bekerja dalam dua atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman, penyelesaian/arti, atau membentuk suatu produk/hasil. Kegiatan dalam pembelajaran kolaborasi bermacam-macam, tetapi pada dasarnya berpusat pada eksplorasi diswa atau aplikasi dari bagian materi dan bukan hanya ceramah dari guru.

Pembelajaran kolaboratif menggambarkan suatu perubahan yang signifikan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. penekanannya adalah pada diskusi siswa dan keaktifan dalam bekerja dengan materi yang telah disediakan. Pendapat ini didukung oleh pendapat Nizar (2008) ynag menyatakan bahwa pembelajaran kolaboratif adalah proses belajar kelompok yang setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, gagasan, sikap, pendapat kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Perbedaan yang paling nyata di antara pembelajaran kolaboratif dan kooperatif adalah bahwa pembeljaran kooperatif berkaitan erat dengan pengetahuan tradisional (kanonik). Sementara, pembelajaran kolaboratif terkait dengan gerakan konstruktivisme sosial yang menegaskan bahwa pengetahuan dan otoritas pengetahuan telah berubah pemahaman pengetahuan secara foundational (kognitif) ke  nonfoundational ground.

Pembelajaran kolaboratif dipahami sebagai suatu rangkaian proses yang membantu para siswa dalam berinteraksi bersama untuk mewujudkan tujuan spesifik yang telah disepakati. Pembelajaran kolaboratif didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai siswa dalam proses belajar sebagai berikut:
a.    Belajar itu aktif dan konstruktif
b.    Belajar itu bergantung konteks
c.    Siswa itu beraneka latar belakang
d.   Belajar itu bersifat sosial

Menurut Piaget dan Vigostsky, strategi pembelajaran kolaboratif didukung oleh adanya tiga teori berikut:
a.    Teori Kognitif
Teori ini berkaitan dengan terjadinya pertukaran konsep antaranggota kelompok pada pembelajaran kolaboratif sehingga dalam suatu kelompok akan terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan pada setiap anggota.
b.    Teori Konstruktivism
Pada teori ini terlihat adanya interaksi sosial antaranggota yang akan membantu perkembangan individu dan meningkatkan sikap saling menghormati pendapat semua anggota kelompok.
c.    Teori Motivasi
Teori ini teraplikasikan dalam struktur pembelajaran kolaboratif karena pembelajaran kolaboratif akan memberikan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk belajar, menambah keberanian anggota untuk memberi pendapat dan menciptakan situasi saling memerlukan pada seluruh anggota dalam kelompok.
Belajar kolaborasi adalah suatu strategi pembelajaran dimana para siswa dengan variasi yang bertingkat bekerjasama dalam kelompok kecil kea rah satu tujuan

Tujuan Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif menuntut adanya modifikasi tujuan pembelejaran dari yang semula sekedar penyampaian informasi menjadi konstruksi pengetahuan oleh individu melalui belajar kelompok. Dalam belajar kolaboratif, tidak ada perbedaan tugas untuk masing-masing individu, melainkan tugas itu milik bersama dan diselesaikan secara bersama, tanpa membedakan latar belakang dan kondisi belajar siswa.

Kita dapat mengetahui hal yang ditekankan dalam belajar kolaboratif, yaitu bagaimana cara agar siswa dalam aktivitas belajar kelompok dan terjadi adanya kerjasama, interaksi, dan pertukaran informasi. Selain itu, tujuan dari pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi siswa sebagai berikut:
a.    Memaksimalkan proses kerjasama yang berlangsung secara alamiah di antara para siswa.
b.    Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama.
c.    Menghargai pentingnya keaslian, konstribusi, dan pengalaman siswa dalam kaitannya dengan bahan pelajaran dan proses belajar.
d.   Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam proses belajar.
e.    Mengembangkan berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah.
f.     Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacam-macam sudut pandang.
g.    Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.
h.    Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai di antarsiswa dan di antara siswa dengan guru.
i.      Membangun semangat belajar sepanjang hayat.

Macam-Macam Pembelajaran Kolaboratif
Berikut adalah macam-macam pembelajaran kolaboratif yang mendapatkan perhatian luas:
a.    Learning Together (LT)
Dalam metode ini, kelompok dalam kelas beranggotakan para siswa dengan kemampuan yang beragam. Setiap kelompok bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian berdasarkan hasil kerja kelompok.
b.    Teams-Games-Tournament (TGT)
Setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian berdasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok.
c.    Group Investigation (GI)
Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya serta bagaimana perencanaan penyajiannya didepan forum kelas.
d.   Academic-Construktive Controversy (AC)
Setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam disituasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar msing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian berdasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilih.
e.    Jigsaw Procedure (JP)
Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian berdasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.
f.     Student Team Achievement Divisions (STAD)
Para siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi seberapa kelompok kecil. anggota-anggota dalam setiap kelompok saling belajar dan membelajarkan sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seseorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhsilan individu siswa. Penilaian berdasarkan pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok.
g.    Complex Instruction (CI)
Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi  pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika dan pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan keterkaitan semua anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (mengguanakan dua bahasa) dan diantara para siswa yang sangat heterogen. Penilaian berdasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
h.    Team Accelerated Instruction (TAI)
Bentuk pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap siswa mengerjakan soal-soal tahap berikutnya. Namun, jika seorang siswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian berdasarkan pada hasil belajar individual maupun kelompok.
i.      Cooperative Learning Structures (CLS)
Dalam pembelajaran ini, setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua siswa (berpasangan). Seorang siswa bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Apa bila jawaban tutee  benar, maka ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu berganti peran.
j.      Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
Model pembelajaran ini mirip dengan pembelajaran TAI. Sesuai namanya, model pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis, dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para siswa saling menilai kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya. Keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta yang berpartisipasi dalam model pembelajaran kolaboratif:
·         Pembentukan kelompok,
·         Bekerja dalam satu kelompok,
·         Pemecahan masalah kelompok, dan
·         Manajemen perbedaan kelompok.


Langkah-Langkah Pembelajaran Kolaboratif
a.       Para siswa dalam kelompok menetapakan tujuan belajar dan membagi -tugas sendiri-sendiri.
b.      Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.
c.       Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
d.      Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
e.       Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua kelompok dapat giliran kedepan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi, kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan kurang lebih selama 20-30 menit.
f.       Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi dan revisi (bila diperlukan) terhadp tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif.
g.      Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai dikembalikan pada pertemuan berikutnya dan didiskusikan.

Karakteristik Pembelajaran Kolaboratif
a.       Siswa belajar dalam satu kelompok dan memiliki rasa ketergantungan dalam proses belajar, penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota bekerja sama.
b.      Interaksi intensif secara tatap muka antaranggota kelompok.
c.       Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang telah disepakati.
d.      Siswa harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
e.       Peran guru sebagai mediator.
f.       Adanya sharing pengetahuan dan interaksi antara guru dan siswa, atau antarsiswa.
g.      Pengelompokan secara heterogen.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kolaboratif
a.         Kelebihan Pembelajaran Kolaboratif
·      Siswa belajar bermusyawarah.
·      Siswa belajar menghargai pendapat orang lain.
·      Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional.
·      Dapat memupuk rasa kerja sama.
·      Adanya persaingan yang sehat.

b.        Kelemahan Pembelajaran Kolaboratif
·      Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
·      Membutuhkan waktu cukup banyak.
·      Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung pada orang lain.
·      Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar