Kamis, 17 November 2016

Definisi-Definisi Ilmu Filsafat Dari Filsuf Barat Dan Timur



Banyak definisi yang bermunculan karana luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Coba perhatikan definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf Barat dan Timur di bawah ini:
  1. Socrates (469 – 399 SM). Socrates memahami filsafat sebagai suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
  2. Plato (427 – 347 SM). Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
  3. Aristoteles (384 - 322 SM). Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmumetafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
  4. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM). Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya. Dan menyebut filsafat sebagai ibu dari semua pengetahuan .
  5. Al-Farabi (meninggal 950 M). Filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
  6. Immanuel Kant (1724 -1804). Yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:” apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)” apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)” sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi)
  7.  Poedjawijatno. Filsafat adalah ilmu (tentang segala sesuatu) yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya.
  8.  Sidi Gazalba. Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segaala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berfikir secara radikal, sitematis, dan universal.
  9. Lorens Bagus, mendefinisikan filsafat: Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan lengkap tentang seluruh realitas. Upaya untuk melukiskan hakikat realitass dan dasar serta nyata. Upaya untuk menentukan batasan-batasan dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya. Penyelidikan kritis atas pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu manusia melihat apa yang dikatakan dan mengatakan apa yangmanusia lihat.
  10.  Al-Kindi (800-870)“kegiatan manusia yang bertingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin begi manusia. Bagi filsafat yangpaling mulia adalah filsafat pertama yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran”. 
  11. Ibnu Sina (980-1037). “fisika dan metafisika sebagai suatu badan ilmu tak terbagi. Fisika mengamat-amati yang ada sejauh itu ada dan mengarah, mengetahui seluruh kenyataan sejauh dapat dicaapai oleh manusia. Hal pertama yang dihadapi oleh seorang filusuf adalah bahwa yang ada (berwujud) berbeda-beda. Terdapat ada yang hanya mungkin ada”. 
  12.  Ibnu Rusyd (1126-1198). filsafat itu hikmah yang merupakan pengetahuan otonom yang perlu ditimba oleh manusia sebab ia dikaruniai oleh Allah dengan akal. Filsafat diwajibkan pula oleh Al-Qur’an agar manusia dapat mengagumi karya tuhan dalam persada dunia.

Dari serangkaian definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Filsafat adalah peroses berfikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berfikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai keakar-akarnya), sistematik (teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan) untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial).

Beberapa pengertian tentang filsafat diatass dapat dipahami bahwa filsafat bertalian dengan kegiatan pemikiran atau berfikir yang dilakukan manusia. Sasaran pemikiran diarahkan pada segala sesuatu yang ada secara keseluruhan. Dengan ciri yang menyeluruh dari pandangan filsafat inilah, filsafat berusaha mengatassi spesialisasi setiaap ilmu.
Dapat juga disimpulkan bahwa:
  1. Filsafat adalah ‘ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
  2. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu: ” hakikat Tuhan, ” hakikat alam semesta, dan ” hakikat manusia, serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar