Rabu, 16 November 2016

MUNGKINKAH JERITAN BERAKHIR



1.    Arti Sebuah Kehidupan Makhluk Manusia
Makhluk manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Secara filosofi para pakar Ilmu filsafat mencari kebenaran seperti Socrates, Plato, dan filsuf-filsuf terkenal Yunani lainnya mencari sebuah kebenaran dan hakiki ada sesuatu atau tidak adanya sesuatu dalam konteks ilmu pengetahuan sampai kepada akar-akarnya.

Makhluk manusia Papua mempunyai hak dan kedaulatan penuh sejak masa penciptaan sudah diberikan oleh Tuhan, sehingga Indonesia tidak mempunyai hak dan mengintervensi kekuasaan di tanah Papua. Orang Papua ngotot untuk pelurusan sejarah integrasi Papua ke pangkuan Indonesia tetapi alasan itu setelah kita mempelajari masa penciptaan dari kitab kejadian maka kedaulaan bangsa Melanesia sudah ada sejak dulu, ketika bangsa Belanda menduduki pulau Nieuw Guinea pun bangsa Papua sudah kedaulatan yaitu kedaulatan yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Melanesia di Papua.

2.    Ekspresi Rakyat
Pola kehidupan rakyat Papua sudah terkontaminasi dengan berbagai perkembangan, kepentingan kehidupan, kedudukan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beraneka ragam. Kelompok kecil dan mereka ini berada pada jalur bebas, mereka bebas berekspresi, bebas menyampaikan berbagai dimensi persoalan-persoalan sosial politik di seluruh kehidupan rakyat Papua.

Setiap orang yang ada dalam sistem tidak mungkin terlibat dalam demonstrasi/ unjuk rasa untuk menyampaikan pikiran-pikirannya kepada public dan lagi pula tidak memungkinkan terlibat politik lebih jauh. Ada sekelompok radikal yang menentang rakyat Papua asli agar dipuji dan dianggap sebagai pahlawan. Kelompok yang menamakan diri sebagai Forum Komponen Generasi Pejuang Pembebasan Irian Barat yang diketuai oleh Nico Maury mengancam kepada separatis yang mencoba merongrong wibawa pemerintah NKRI yang sah dengan menyatakan “Aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di Wamena itu merupakan ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kedatangan kelompok itu hanya ingin mencoba memperkeruh situasi di Papua yang sudah mulai kondusif karena kekuatan OPM dari dulu sudah lumpuh dan tidak ada kekuatan serta tidak eksis lagi.

Pernyataan keras seperti Nico Maury lebih tegas tentu saja setiap orang mempunyai hak membela hak membela Negara dan menyatakan pernyataan- pernyataan seperti Nico Maury yang menyatakan diri sebagai ketua forum pejuang Pepera, mungkin saja pernyataan tegas dibalik itu ada aktornya.

Walaupun persepsi dari berbagai pihak kekuatan OPM sudah tidak eksis lagi serta tidak mampu menyuarakan ekspresi rakyat atas ketidakpuasan pendudukan Indonesia, tetapi bobot perjuangannya lebih besar walau hanya satu atau dua orang.
Dalam konteks perjuangan rakyat Papua walau satu dua orang yang terpanggil berjuang untuk menentukan masa depan bangsa walaupun terus mempertahankan perjuangan meraka pada sasaran terakhir karena perjuangan masa depan adalah bagian dari harga diri bangsa Papua Barat.

3.    Ketika Berhadapan Dengan Penindasan Dan Kekerasan
Penindasan adalah sebuah metode penjajahan yang dilakukan oleh kaum yang kuat terhadap kaum yang dipandang lebih lemah dari berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Orang Papua ketika dalam alam penindasan dan kekerasan dalam masa 32 tahun ditambah orde lama mengalami tekanan dan kekerasan yang lua biasa terhadap rakyat. merendahkan rakyat Papua sengan sebutan sparatis dan maker kemudian mengejar dan memburu rakyat yang tidak berdosa menjadi korban tahanan bahkan disiksa dan dibunuh yang berdampak pelanggaran HAM tidak pernah sepi di bumi Cenderawasih. Berangkat dari argument tersebut, ketika rakyat Papua Barat dihadapkan dengan penindasan dan kekerasan di tanah moyang sendiri, rakyat tidak takut dan tidak akan diam saja selamanya, namun rakyat hanya butuh perlengkapan sarana dan prasarana untuk melakukan perlawanan.

Satu hal yang sangat esensial yang sangat dibutuhkan rakyat dalam menghadapi rejim yang berkuasa dan melawan terhadap kejahatan ketidakadilan, terror, tekanan, dan intimidasi adalah dengan satu senjata yang ampuh yaitu rakyat bersatu dan melawan semua bentuk ketidakadilan di muka bumi Papua Barat sehingga rakyat mendapat tempat sesuai dengan harapan dan cita-cita yang luhur dan abadi.

4.    Kemana Bangsa Kami Mengadu
Semua bentuk kebobrokan, ketidakadilan, penindasan, pembodohan, dan pembantaian yang terjadi dimasa integrasi penuh dengan rekayasa politik yang sudah disampaikan dengan berbagai cara baik kongres, unjuk rasa, media masa, gerilya di hutan-huta bahkan secara ilmiah melalui karya-karya anak bangsa serta beberapa karya terpopuler tentang sejarah integrasi oleh Prof. JP Drooglever sejarawan Belanda. Jika ternyata sampai saat ini seolah-olah kami berada pada sebuah baut yang dipaksa agar membuka, sehingga akhirnya menjadi aus, kalau seudah aus maka tidak ada lagi jalan untuk membuka. Tetapi rakyat Papua tidak mati akal dan kehilangan pikiran dan masih ada jalan untuk membuka baut yang telah aus apapun metode dapat digunakan;
a.       Rakyat harus bersatu sesame bangsa Melanesia di bumi Cenderawasih
b.   Mengadu kepada kekuatan rakyat Papua secara utuh tanpa ada perbedaan persepsi dan pandangan demi masa depan bangsa Papua yang damai
c.  Seluruh komponen mempunyai prinsip dan komitmen yang jelas dan tidak sepenuhnya bergantung kepada bangsa lain
d.    Seluruh bangsa Papua perlu adanya kesadaran yang mendasar agar mengenal pribadi secara komprehensif
e.       Rakyat Papua tidak bergantung kepada siapapun tetapi kepada dirinya sendiri
f.       Mengadu kepada kemampuan diplomasi kepada bangsa-bangsa lain unutk mendapat dukungan
g.   Mengadu kepada pengembangan taktik politik dan metode-metode kyang efektif sehingga dalam proses perjuangan terus mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik
h.   Mengadu kepada dukungan dan bantuan bangsa-bangsa lain sampai saat ini masih eksis bersimpati terhadap misi perjuangan bangsa Papua

Eksistensi suatu bangsa selain berharap sebagian tempat untuk mengadu tetapi juga berpotensi ancaman bagi bangsa Papua. Jika mengadu pada bangsa lain, tetapi kekuatan yang sangat mendasar yaitu kekuatan rakyat tidak ada, maka bentuk dan teriakan apapun tidak akan didengar oleh siapapun termasuk Amerika, Belanda, Australia, apalagi Indonesia.

5.    Kami Menunggu Penyelamat Dan Pembebasan
Bangsa Melanesia berharap dan menunggu para penyelamat yang diutus sang pencipta untuk membawa sebuah perdamaian yang abadi di tanah Papua yang selalu dinantikan oleh para pendahulu yang telah gugur dan menjadi tulang-belulang dalam medan jang demi mempertahankan harkat dan martabat bangsa.

Dalam penyelamatan sosial poitik, ekonomi dan hak-hak dasar manusia, suatu bangsa tidak dapat begitu saja meraih suatu cita-cita tanpa dukungan dan campur tangan bangsa lain. Oleh karena itu kami juga menantikan uluran-uluran tangan tersembunyi mendorong rakyat Papua menuju pintu gerbang pembebasan. Kami percaya anda mengasihi kami dan membela kami karena kami terus dibodohi, dimarginalkan disiksa dibunuh tanpa merasakan perdamaian dan tanpa harapan yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar