Jumat, 11 November 2016

Ilmu dalam Peradaban Yunani



Kemunculan science Eropa dianggap bermula dari para filsuf Negara-negara kota Yunani yang mendiami pantai dan pulau-pulau Mediterrania Timur, Diakhir abad ke-6 dan ke-5 S,M. Karya mereka hanya dikenal melalui cuplikan-cuplikan, rujukan-rujukan, kutipan-kutipan singkat yang dibuat oleh para pengarang yang hidup belakangan, mungkin setelah ratusan tahun.

Walaupun di penghujung abad ke-5 SM. Penyelidikan semakin canggih namun masih penjelasan spekulatif mengenai fenomena akal sehat ketimbang argument yang benar-benar teknis tentang pengalam-pengalaman buatan yang terkendali (controlled artificial experience). Ada dua seni yang dipelajari yang pada waktu itu mendekati kematangannya, pertama, ilmu kedokteran, praktek yang setidaknya mencoba menerapkan metode yang berdisiplin dalam pengamatan dan penarikan kesimpulan, dan kedua , geometri yang sedang mengumpulkan setumpukan hasil di seputar hubungan-hubungan antara ilmu hitung dan struktur logis.

Plato, yang hidup di awal abad ke-4 AM. Adalah seorang filsuf earlist (Paling awal, Paling tua) yang tulisan-tulisannya masih ada. Aristoteles, yang juga hidup ddi abad ke-4 SM, adalah seorang filsuf dunia yang terkemuka dan terbesar. Selama beberapa tahun Ariatoteles menjadi guru pribadi pangeran yang kemudian menjadi Alexander agung. Kebudayaan Yunani tumbuh dengan suburnya. Tidak mencapai keberhasilan puncak sebagaimana para genius zaman terdhulu, namun zaman inj menghasilkan beberapa maematikawan yang besar (Euklides, Archimedes dan Apollonius).

Ilmu Filsafat dalam Peradaban Romawi  

Menjelang berakhirnya periode Pra-kristen, kekaisaran Romawi mencapai dominasi atas seluruh dunia Mediterania. Romawi memunculkan paradoks bagi para sejarawan ilmu. Peradaban ini begitu caggih dan modern dalam politik dan personalitasnya. Para sejarawan berspekulasi tetang penyebab kegagalan orang romawi dibidang pengembahangan ilmu .

Sebenarnya, ketika orang-orang menyadari betapa sedikitnya kebudayaan-kebudayaan yang menumbuh suburkan ilmu, orang dapat mengembalikan pertanyaan dengan menganggap Romawi sebagai yang normal dan Yunani kuno sebagai fenomena yang menakjubkan untuk dijelaskan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar