1. Arti
Sebuah Kehidupan Makhluk Manusia
Makhluk manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan. Secara filosofi para pakar Ilmu filsafat mencari
kebenaran seperti Socrates, Plato, dan filsuf-filsuf terkenal Yunani lainnya
mencari sebuah kebenaran dan hakiki ada sesuatu atau tidak adanya sesuatu dalam
konteks ilmu pengetahuan sampai kepada akar-akarnya.
Makhluk manusia Papua
mempunyai hak dan kedaulatan penuh sejak masa penciptaan sudah diberikan oleh
Tuhan, sehingga Indonesia tidak mempunyai hak dan mengintervensi kekuasaan di
tanah Papua. Orang Papua ngotot untuk pelurusan sejarah integrasi Papua ke
pangkuan Indonesia tetapi alasan itu setelah kita mempelajari masa penciptaan
dari kitab kejadian maka kedaulaan bangsa Melanesia sudah ada sejak dulu,
ketika bangsa Belanda menduduki pulau Nieuw Guinea pun
bangsa Papua sudah kedaulatan yaitu kedaulatan yang diberikan oleh Tuhan kepada
bangsa Melanesia di Papua.
2. Ekspresi
Rakyat
Pola kehidupan rakyat
Papua sudah terkontaminasi dengan berbagai perkembangan, kepentingan kehidupan,
kedudukan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beraneka
ragam. Kelompok kecil dan mereka ini berada pada jalur bebas, mereka bebas
berekspresi, bebas menyampaikan berbagai dimensi persoalan-persoalan sosial
politik di seluruh kehidupan rakyat Papua.
Setiap orang yang ada
dalam sistem tidak mungkin terlibat dalam demonstrasi/ unjuk rasa untuk
menyampaikan pikiran-pikirannya kepada public dan lagi pula tidak memungkinkan
terlibat politik lebih jauh. Ada sekelompok radikal yang menentang rakyat Papua
asli agar dipuji dan dianggap sebagai pahlawan. Kelompok yang menamakan diri
sebagai Forum Komponen Generasi Pejuang Pembebasan Irian Barat yang diketuai
oleh Nico Maury mengancam kepada separatis yang mencoba merongrong wibawa
pemerintah NKRI yang sah dengan menyatakan “Aksi pengibaran bendera Bintang
Kejora di Wamena itu merupakan ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kedatangan
kelompok itu hanya ingin mencoba memperkeruh situasi di Papua yang sudah mulai
kondusif karena kekuatan OPM dari dulu sudah lumpuh dan tidak ada kekuatan
serta tidak eksis lagi.
Pernyataan keras
seperti Nico Maury lebih tegas tentu saja setiap orang mempunyai hak membela
hak membela Negara dan menyatakan pernyataan- pernyataan seperti Nico Maury
yang menyatakan diri sebagai ketua forum pejuang Pepera, mungkin saja
pernyataan tegas dibalik itu ada aktornya.
Walaupun persepsi dari
berbagai pihak kekuatan OPM sudah tidak eksis lagi serta tidak mampu
menyuarakan ekspresi rakyat atas ketidakpuasan pendudukan Indonesia, tetapi
bobot perjuangannya lebih besar walau hanya satu atau dua orang.
Dalam konteks
perjuangan rakyat Papua walau satu dua orang yang terpanggil berjuang untuk
menentukan masa depan bangsa walaupun terus mempertahankan perjuangan meraka
pada sasaran terakhir karena perjuangan masa depan adalah bagian dari harga
diri bangsa Papua Barat.
3. Ketika
Berhadapan Dengan Penindasan Dan Kekerasan
Penindasan adalah
sebuah metode penjajahan yang dilakukan oleh kaum yang kuat terhadap kaum yang
dipandang lebih lemah dari berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Orang
Papua ketika dalam alam penindasan dan kekerasan dalam masa 32 tahun ditambah
orde lama mengalami tekanan dan kekerasan yang lua biasa terhadap rakyat.
merendahkan rakyat Papua sengan sebutan sparatis dan maker kemudian mengejar
dan memburu rakyat yang tidak berdosa menjadi korban tahanan bahkan disiksa dan
dibunuh yang berdampak pelanggaran HAM tidak pernah sepi di bumi Cenderawasih.
Berangkat dari argument tersebut, ketika rakyat Papua Barat dihadapkan dengan
penindasan dan kekerasan di tanah moyang sendiri, rakyat tidak takut dan tidak
akan diam saja selamanya, namun rakyat hanya butuh perlengkapan sarana dan
prasarana untuk melakukan perlawanan.
Satu hal yang sangat
esensial yang sangat dibutuhkan rakyat dalam menghadapi rejim yang berkuasa dan
melawan terhadap kejahatan ketidakadilan, terror, tekanan, dan intimidasi
adalah dengan satu senjata yang ampuh yaitu rakyat bersatu dan melawan semua
bentuk ketidakadilan di muka bumi Papua Barat sehingga rakyat mendapat tempat
sesuai dengan harapan dan cita-cita yang luhur dan abadi.
4. Kemana
Bangsa Kami Mengadu
Semua bentuk
kebobrokan, ketidakadilan, penindasan, pembodohan, dan pembantaian yang terjadi
dimasa integrasi penuh dengan rekayasa politik yang sudah disampaikan dengan
berbagai cara baik kongres, unjuk rasa, media masa, gerilya di hutan-huta
bahkan secara ilmiah melalui karya-karya anak bangsa serta beberapa karya
terpopuler tentang sejarah integrasi oleh Prof. JP Drooglever sejarawan Belanda. Jika ternyata sampai saat ini seolah-olah
kami berada pada sebuah baut yang dipaksa agar membuka, sehingga akhirnya
menjadi aus, kalau seudah aus maka tidak ada lagi jalan untuk membuka. Tetapi
rakyat Papua tidak mati akal dan kehilangan pikiran dan masih ada jalan untuk
membuka baut yang telah aus apapun metode dapat digunakan;
a. Rakyat
harus bersatu sesame bangsa Melanesia di bumi Cenderawasih
b. Mengadu
kepada kekuatan rakyat Papua secara utuh tanpa ada perbedaan persepsi dan
pandangan demi masa depan bangsa Papua yang damai
c. Seluruh
komponen mempunyai prinsip dan komitmen yang jelas dan tidak sepenuhnya
bergantung kepada bangsa lain
d. Seluruh
bangsa Papua perlu adanya kesadaran yang mendasar agar mengenal pribadi secara
komprehensif
e. Rakyat
Papua tidak bergantung kepada siapapun tetapi kepada dirinya sendiri
f. Mengadu
kepada kemampuan diplomasi kepada bangsa-bangsa lain unutk mendapat dukungan
g. Mengadu
kepada pengembangan taktik politik dan metode-metode kyang efektif sehingga
dalam proses perjuangan terus mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik
h. Mengadu
kepada dukungan dan bantuan bangsa-bangsa lain sampai saat ini masih eksis
bersimpati terhadap misi perjuangan bangsa Papua
Eksistensi suatu bangsa
selain berharap sebagian tempat untuk mengadu tetapi juga berpotensi ancaman
bagi bangsa Papua. Jika mengadu pada bangsa lain, tetapi kekuatan yang sangat
mendasar yaitu kekuatan rakyat tidak ada, maka bentuk dan teriakan apapun tidak
akan didengar oleh siapapun termasuk Amerika, Belanda, Australia, apalagi
Indonesia.
5. Kami
Menunggu Penyelamat Dan Pembebasan
Bangsa Melanesia berharap dan
menunggu para penyelamat yang diutus sang pencipta untuk membawa sebuah
perdamaian yang abadi di tanah Papua yang selalu dinantikan oleh para pendahulu
yang telah gugur dan menjadi tulang-belulang dalam medan jang demi mempertahankan
harkat dan martabat bangsa.
Dalam penyelamatan
sosial poitik, ekonomi dan hak-hak dasar manusia, suatu bangsa tidak dapat
begitu saja meraih suatu cita-cita tanpa dukungan dan campur tangan bangsa
lain. Oleh karena itu kami juga menantikan uluran-uluran tangan tersembunyi
mendorong rakyat Papua menuju pintu gerbang pembebasan. Kami percaya anda
mengasihi kami dan membela kami karena kami terus dibodohi, dimarginalkan
disiksa dibunuh tanpa merasakan perdamaian dan tanpa harapan yang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar