Istilah logis dan rasional merupakan
dua istilah yang sangat populer dalam arti dua istilah itu amat sering
digunakan orang, baik ia kaum terpelajar, maupun kaum yang bukan golongan
terpelajar, digunakan orang kota dan juga orang desa.
Kant mengatakan bahwa rasional ialah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi
menggunakan aturan hukum alam. Dengan kata lain, menurut Kant rasional itu
ialah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam.
Teori Kant ini dapat dijelaskan sebagai
berikut. Tatkala anda mengatakan nabi Ibrahim dibakar tidak hangus, itu adalah
hal yang tidak rasional karena menurut hukum alam sesuatu yang di bakar pasti
hangus, kecuali bahan itu memang materi yang tidak hangus dibakar, sedangkan
Nabi Ibrahim itu adalah materi yang hangus dibakar. Tatkala diceritakan bahwa
Nabi Musa melemparkan tongkatnya ke tanah, lantas tongkat itu menjadi ular, namun
dari akal pikir manusia biasa bahwa hal tersebut tidaklah rasional karena
menurut hukum alam adalah tidak mungkin tongkat dapat berubah menjadi ular.
Tetapi, pesawat terbang yang beratnya ratusan ton, kok dapat terbang ? ya,
karena pesawat itu telah dirancang sesuai dengan hukum alam. Itu rasional.
Orang tidak mungkin kebal karena hal itu berlawanan dengan hukum alam.
Demikianlah sebagian pernyataan sebagai contoh.
Kesimpulannya jelas bahwa sesuatu yang
rasional ialah sesuatu yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam; yang tidak
rasional ialah yang tidak sesuai dengan hukum alam; kebenaran akal diukur
dengan hukum alam. Jadi, di sini, akal itu sempit, hanya sebatas hukum alam.
Itulah sebabnya dapat dikatakan bahwa pemikiran yang rasional sebenarnya belum
dapat disebut pemikiran tingkat tinggi, karena rasional hanya diukur dengan
hukum alam.
Bagaimana tentang logis ? kebenaran
logis terbagi dua, pertama logis-rasional, seperti yang telah diuraikan
di atas tadi, kedua logis-supra-rasional. Logis-supra-rasional ialah
pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan argumen, ia tidak diukur
dengan hukum alam. Bila argumennya masuk akal maka ia benar sekalipun melawan
hukum alam. Dengan kata lain, ukuran kebenaran logis-supra-rasional ialah
logika yang ada di dalam susunan argumennya. Kebenaran logis-supra-rasional itu
benar-benar bersifat abstrak. Kebenaran logis-supra-rasional itu ialah
kebenaran yang masuk akal sekalipun melawan hukum alam.
Nabi Ibrahim dibakar tidak hangus. Ini
tidak rasional. Ya, karena ia tidak sesuai dengan hukum alam. Tongkat Musa
dilempar jadi ular. Ini tidak rasional, ia melanggar hukum alam. Nabi Ibrahim
dibakar tidak hangus. Itu tidak rasional. Tetapi apakah Nabi Ibrahim dibakar
tidak hangus juga tidak logis dalam arti supra-rasional?
Tuhan membuat api. Api itu terdiri atas
dua substansi, yaitu api-nya dan panas-nya. Apinya dibuat oleh Tuhan, panasnya
juga dibuat oleh Tuhan. (Jika bukan Tuhan yang membuatnya, kita harus
memberikan uraian yang kuat untuk menjelaskannya).
Sekarang, untuk menyelamatkan
utusannya, untuk sesuatu yang sangat penting, Tuhan mengubah sifat api dari
panas menjadi dingin. Bolehkah Tuhan berbuat demikian? Ya, boleh saja, wong yang
membuatnya Dia. Masuk akal. Inilah yang logis-supra-rasional itu. Jadi, adalah
logis saja api tidak menghanguskan Ibrahim. Jadi, kasus ibrahim ini adalah
kasus yang tidak rasional tetapi logi dalam arti logis- supra rasional
Kita dapat membuat ungkapan sebagai
berikut:
1.
Logis ialah yang masuk akal.
2.
Logis mencakup yang rasional dan yang
supra-rasional.
3.
Rasional ialah yang masuk akal dan
sesuai dengan hukum alam.
4.
Supra-rasional ialah yang masuk akal
sekalipun tidak sesuai dengan hukum alam.
5.
Istilah logis boleh dipakai dalam
pengertian rasional atau dalam pengertian supra-rasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar