Banyak buku diterbitkan berbicara soal EQ (Emogency Quotient), dan
menekankan betapa tersesatnya sistem yang hanya menekankan IQ (Intelligency
Quotient). Kesadaran baru yang berkembang akhir-akhir ini memberikan wacana
tentang akibat buruk penonjolan manusia hanya pada aspek intelektual. Ada pernyataan bahwa laki-laki lebih rasional dan
wanita lebih emosional untuk menunjukkan betapa aspek emosional merupakan
sebuah kelemahan. Namun pada akhirnya seorang pemimpin yang berhasil (entah dia
laki-laki atau perempuan) harus mampu untuk memberdayakan kemampuan intelektual
dan emosionalnya secara tepat.
Saya tidak ingin lebih jauh membicarakan peran gender, akan tetapi
penggunaan istilah emosional diasosiasikan dengan sifat wanita dan rasional
dengan laki-laki lebih dekat penggambarannya dibandingkan dengan menggunakan
penggambaran lain. Sebenarnya aspek emosional bukan hanya berbicara masalah
letupan keinginan dan rasa (emosi), tetapi juga perasaan (feeling),
nilai, motivasi, kebutuhan, sikap, intuisi, suara hati, dan kecapan (sense). Sedangkan intelektualitas mencakup analisis, hubungan
logis, sebab-akibat, metodologi, sistematika, perhitungan, konklusi dan
sintesa. Dengan istilah-istilah inilah saya akan memaparkan persoalan berpikir
atau bersikap kritis. Kritis erat dengan respon terhadap apa yang sudah
menggejala. Kritis juga melahirkan berkembangnya aliran yang diistilahkan
sebagai postmodern (posmo).
Literatur resmi yang membahas definisi postmodernisme menjelaskan bahwa
karakteristik budaya posmo sangatlah bervariasi. Ada tiga golongan besar
postmodern (kritik terhadap budaya modern).
Golongan pertama mengembalikan pentingnya mistik dan budaya abad baru
(new age). Golongan kedua sering
disebut neo-Nietzeanis, yang merelatifkan semua kebenaran dan filosofi, membongkar
semua batas konvensional dan bahkan melahirkan sikap skeptis dan tidak
mementingkan makna. Golongan ketiga yang mengkritik budaya modern dengan maksud
memperbaiki kelemahannya dan masih menggunakan sisi positif modern justru
berusaha mengembalikan makna yang terkikis dengan adanya modernisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar