Potensi kemanusiaan merupakan
benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun
wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan bukan menjadi
pohon jambu. Manusia memiliki ciri khas
yang secara prinsipil berbeda dari hewan. Cirri khas manusia yang membedakannya
dengan hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat
hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut
hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Pemahaman pendidik
terhadap sifat hakikat manusia akan membentuk peta karakteristik manusia. Peta
ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap dan
menyusun strategi serta melaksanakan komunikasi transaksional di dalam
interaksi edukatif. Alasan kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas tentang
manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah karena adanya perkemangan sains
dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, lebih-lebih pada masa mendatang.
A. Sifat
hakikat manusia
Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat,
khususnya filsafat antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena
pendidikan bukanlah sekadar soal praktek melainkan praktek yang berlandasan dan
bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya
filosofis normatif. Bersifat filosofis karena untu men dapat landasan yang
kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematif, dan
universal tentang cirri hakiki manusia.
1. Pengertian
sifat hakikat manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai cirri-ciri
karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dengan hewan. Meskipun
antara manusia dengan hewan banyak kemiripin terutama jika dilihat dari segi
biologis. Beberapa filosofis seperti Socrates menanamkan manusia sebagai zoon
Politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller menggambarkan manusia
sebagai Das Kranke Tier (hewan yang sakit) yang selalu gelisah dan bermasalah.
Kenyataan dan pernyataan tersebut dapat menimbulkan
kesan yang keliru, mengira bahwa hewan dan manusia hanya berbeda secara
gradual, yaitu perbedaan yang melalui rekayasa dapat dibuat menjadi sama
keadaannya.
2. Wujud
sifat hakikat manusia
Wujud sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh
hewan yang dikemukakan oleh eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan
dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
a. Kemampuan
menyadari diri,
b. Kemampuan
bereksistensi
c. Pemilikan
kata hati
d. Moral
e. Kemampuan
bertanggung jawab
f.
Rasa kebebasan
g. Kesediaan
melaksanakan kewajban dan menyadari hak
h. Kemampuan
menghayati kebahagiaan
B. Dimensi
hakikat manusia serta potensi, keunikan dan dinamikanya
Sifat hakikat manusia memiliki dimensi-dimensi. Berikut 4 macam
dimensi-dimensinya yaitu:
1. Dimensi
keindividualan
2. Dimensi
kesosialan
3. Dimensi
kesusilaan
4. Dimensi
keberagaman
C. Pengembangan
dimensi hakikat manusia
Sasaran pendidikan adalah manusia, sehingga dengan
sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.
Manusa lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam bentuk
potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan. Butuh proses dalam
mencapai aktualisasi sehingga dari
proses tersebut terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi:
1. Pengembangan
yang utuh
2. Pengembangan
yang tidak utuh
Referensi:
Tirtarahardja, Umar. 2013. Pengantar Pendidikan. Ujung Pandang:
Rineka Citra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar