Minggu, 11 Desember 2016

Hakikat Manusia Dan Pengembangannya



Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan bukan menjadi pohon jambu.  Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dari hewan. Cirri khas manusia yang membedakannya dengan hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia akan membentuk peta karakteristik manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap dan menyusun strategi serta melaksanakan komunikasi transaksional di dalam interaksi edukatif. Alasan kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah karena adanya perkemangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, lebih-lebih pada masa mendatang.

A.  Sifat hakikat manusia
Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekadar soal praktek melainkan praktek yang berlandasan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normatif. Bersifat filosofis karena untu men dapat landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematif, dan universal tentang cirri hakiki manusia.
1.   Pengertian sifat hakikat manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai cirri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dengan hewan. Meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripin terutama jika dilihat dari segi biologis. Beberapa filosofis seperti Socrates menanamkan manusia sebagai zoon Politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller menggambarkan manusia sebagai Das Kranke Tier (hewan yang sakit) yang selalu gelisah dan bermasalah.
Kenyataan dan pernyataan tersebut dapat menimbulkan kesan yang keliru, mengira bahwa hewan dan manusia hanya berbeda secara gradual, yaitu perbedaan yang melalui rekayasa dapat dibuat menjadi sama keadaannya.
2.   Wujud sifat hakikat manusia
Wujud sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
a.     Kemampuan menyadari diri,
b.     Kemampuan bereksistensi
c.     Pemilikan kata hati
d.     Moral
e.     Kemampuan bertanggung jawab
f.        Rasa kebebasan
g.     Kesediaan melaksanakan kewajban dan menyadari hak
h.     Kemampuan menghayati kebahagiaan
B.   Dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan dan dinamikanya
Sifat hakikat manusia memiliki  dimensi-dimensi. Berikut 4 macam dimensi-dimensinya  yaitu:
1.      Dimensi keindividualan
2.      Dimensi kesosialan
3.      Dimensi kesusilaan
4.      Dimensi keberagaman
C. Pengembangan dimensi hakikat manusia
Sasaran pendidikan adalah manusia, sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Manusa lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam bentuk potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan. Butuh proses dalam mencapai aktualisasi  sehingga dari proses tersebut terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi:
1.      Pengembangan yang utuh
2.      Pengembangan yang tidak utuh

Referensi:
Tirtarahardja, Umar. 2013. Pengantar Pendidikan. Ujung Pandang: Rineka Citra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar