Rabu, 07 Desember 2016

KESOMBONGAN



Kesombongan, berasal dari kata sombong merupakan suatu perasaan atau emosi dalam hati yang dapat mengacu pada dua makna umum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sombong adalah menghargai diri secara berlebihan, congkak, pongah. Dalam konotasi negatif biasanya mengacu pada perasaan meningkatnya status atau prestasi seseorang, seringkali disebut "keangkuhan". Sementara dalam konotasi positif mengacu pada satu perasaan puas diri seseorang terhadap tindakan atau pilihannya sendiri, atau terhadap pihak lain, atau juga terhadap suatu kelompok sosial; dapat dikatakan sebagai satu produk turunan dari pujian, refleksi diri, atau rasa memiliki yang terpenuhi. Para filsuf dan psikolog sosial telah mengamati bahwa kesombongan adalah suatu emosi sekunder yang kompleks, yang memerlukan pengembangan dari satu perasaan pribadi dan penguasaan perbedaan konseptual yang relevan (misalnya membedakan kesombongan dari kebahagiaan dan sukacita) melalui interaksi secara lisan dengan orang lain. Beberapa psikolog sosial juga mengidentifikasinya terkait dengan suatu sinyal dari status sosial yang tinggi.

Dalam konteks psikologi, kesombongan merupakan suatu emosi yang menyenangkan, terkadang menggembirakan, sebagai hasil dari evaluasi diri yang positif. Ekspresi wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan kesombongan dapat berupa mengangkat dagu, tersenyum, atau tolak pinggang untuk menunjukkan kemenangan. Seseorang mungkin secara implisit menyatakan status kepada orang lain semata-mata berdasarkan ekspresi kesombongan mereka, bahkan saat ia tidak bermaksud demikian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekspresi nonverbal dari kesombongan menyampaikan suatu pesan yang secara otomatis dirasakan orang lain mengenai tingginya status sosial orang tersebut dalam suatu kelompok.
Pemahaman umum dari kesombongan adalah merupakan hasil dari kepuasan yang diarahkan sendiri untuk memenuhi tujuan pribadi; contohnya, Weiner et al. mengemukakan bahwa hasil kinerja yang positif menimbulkan kesombongan dalam diri seseorang ketika perbuatannya dinilai sebagai hasil dari dirinya sendiri saja. Selain itu, Oveis et al. mengkonsepkan kesombongan sebagai suatu penampilan diri yang kuat yang mempromosikan rasa kesamaan untuk menguatkan orang lain, sebagaimana juga sebagai diferensiasi untuk melemahkan yang lainnya. Dilihat dari sisi ini, menurut Oveis et al., kesombongan dapat dikonsepkan sebagai suatu emosi yang memperkaya hierarki karena pengalaman dan penampilannya membantu menyingkirkan negosiasi konflik.[

Tidak ada komentar:

Posting Komentar