Kesombongan, berasal dari kata sombong merupakan suatu perasaan atau emosi
dalam hati yang dapat mengacu pada dua makna umum. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sombong adalah menghargai diri secara berlebihan, congkak, pongah.
Dalam konotasi
negatif biasanya mengacu pada perasaan meningkatnya status
atau prestasi
seseorang, seringkali disebut "keangkuhan". Sementara dalam konotasi
positif mengacu pada satu perasaan
puas diri seseorang terhadap tindakan atau pilihannya sendiri, atau terhadap
pihak lain, atau juga terhadap suatu kelompok sosial;
dapat dikatakan sebagai satu produk turunan dari pujian,
refleksi diri,
atau rasa memiliki yang terpenuhi. Para filsuf
dan psikolog
sosial telah mengamati bahwa kesombongan adalah suatu emosi
sekunder yang kompleks, yang memerlukan pengembangan dari satu perasaan pribadi
dan penguasaan perbedaan konseptual yang relevan (misalnya membedakan
kesombongan dari kebahagiaan dan sukacita)
melalui interaksi secara lisan
dengan orang lain.
Beberapa psikolog sosial juga mengidentifikasinya terkait dengan suatu sinyal
dari status sosial yang tinggi.
Dalam konteks psikologi,
kesombongan merupakan suatu emosi yang menyenangkan, terkadang menggembirakan,
sebagai hasil dari evaluasi diri
yang positif. Ekspresi wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan kesombongan dapat
berupa mengangkat dagu, tersenyum,
atau tolak pinggang untuk menunjukkan kemenangan.
Seseorang mungkin secara implisit menyatakan status kepada orang lain
semata-mata berdasarkan ekspresi kesombongan mereka, bahkan saat ia tidak
bermaksud demikian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekspresi nonverbal dari kesombongan
menyampaikan suatu pesan yang secara otomatis dirasakan orang lain mengenai
tingginya status sosial orang tersebut dalam suatu kelompok.
Pemahaman umum dari
kesombongan adalah merupakan hasil dari kepuasan
yang diarahkan sendiri untuk memenuhi tujuan pribadi; contohnya, Weiner et al.
mengemukakan bahwa hasil kinerja
yang positif menimbulkan kesombongan dalam diri seseorang ketika perbuatannya
dinilai sebagai hasil dari dirinya sendiri saja. Selain itu, Oveis et al.
mengkonsepkan kesombongan sebagai suatu penampilan diri yang kuat yang
mempromosikan rasa kesamaan untuk menguatkan orang lain, sebagaimana juga
sebagai diferensiasi untuk melemahkan yang lainnya. Dilihat dari sisi ini,
menurut Oveis et al., kesombongan dapat dikonsepkan sebagai suatu emosi yang
memperkaya hierarki
karena pengalaman dan penampilannya membantu menyingkirkan negosiasi
konflik.[
Tidak ada komentar:
Posting Komentar